Mengatasi dilema membaca sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya

books-covered-cobwebsSaya salut dengan Deputy General Manager (DGM) HRD tempat saya bekerja. Di tengah kesibukannya memimpin divisi, menyusun perencanaan-perencanaan strategik, dan mengelola kegiatan harian, beliau selalu menyempatkan diri untuk membaca buku.

Apalagi jika melihat background beliau yang mining engineer. Sebelumnya beliau menjabat di bagian People Development untuk Divisi Operation. Kemudian hijrah menjadi DGM HRD di usianya yang belum genap 40 tahun. Sungguh pencapaian yang luar biasa.

Tidak banyak orang yang mampu membaca beberapa buku tiap harinya seperti DGM saya itu. Padahal di era information overload seperti sekarang, kemampuan membaca sebanyak-banyaknya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya is a must.

Konon, Theodore Rosevelt mampu membaca tiga buku setiap hari selama di gedung putih. Dan John F. Kennedy mempunyai kecepatan membaca 1.000 kpm (kata per menit). Wow!

Ingin memiliki kemampuan seperti beliau-beliau itu? Silahkan simak tulisan Mas Yodhia Antariksa tentang bagaimana menuntaskan sebuah buku tebal hanya dalam hitungan satu – dua jam saja. Atau yang lebih ekstrem lagi, Pak Ronny FR – pakar NLP – berbagi tips mengenai blitz reading, yaitu cara membaca secepat kilat.

Semoga tidak ada lagi buku menumpuk di meja kerja yang menunggu untuk disapa hanya karena ketidakmampuan kita mengelola cara membaca.

Ingat, applied knowledge is power. Selamat berlatih!

Mereka sepantasnya berputus asa

naphill2

“Mereka yang berhasil adalah yang mampu membuat sebuah pondasi yang kokoh dari batu-batu yang dilemparkan oleh orang lain kepadanya.”

charles-darwinGuru Beethoven menyebut Beethoven sebagai seorang komposer yang tidak mempunyai pengharapan. Charles Darwin dianggap oleh semua gurunya (termasuk ayahnya sendiri) sebagai seorang budak biasa dan mempunyai tingkat kecerdasan di bawah normal. Guru  Thomas Alfa Edison pernah mengatakan bahwa dia terlalu bodoh untuk belajar sesuatu.

Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar. Leo Tolstoy – pengarang buku War and Peace – pernah dikeluarkan dari akademi. Semasa kuliah, Louis Pasteur adalah mahasiswa yang mendapat peringkat 15 dari 22 orang mahasiswa lain dalam mata kuliah Kimia.

Napoleon Hill pernah mengalami  7 kali kegagalan besar di sepanjang hidupnya sebelum menulis buku Think and Grow Rich yang telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Semasa depresi dasyat, banyak masalah yang menurut pandangan Dale Carnegie serba tidak beres. Sehingga pada suatu ketika dia terlalu kecewa dan berniat bunuh diri dengan terjun ke sungai.

Pendiri Federal Express pernah diberitahu bahwa idenya tidak masuk akal dan diberi nilai merah (tidak lulus) oleh profesor di universitasnya. Tiga puluh tahun kemudian, Federal Express menjadi sebuah perusahaan ekspedisi ekspres terbesar di dunia dengan 128 ribu karyawan dan modal lebih dari US$7 milyar.

Ray Charles, Jose Feliciano, dan Stevie Wonder semuanya sama dalam satu hal : mereka buta. Sedangkan John Milton menulis buku klasik Paradise Lost enam belas tahun setelah mengalami kebutaan.

Baca entri selengkapnya »

Membuat anak menyukai buah dan sayur

14-12-08_1758Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan perilaku Wima. Saat melihat selada dan mentimun di meja makan, langsung saja dia ambil dan dimakan begitu saja.

Sebenarnya perilaku tersebut bukan yang pertama. Waktu giginya sudah mulai lengkap, Wima juga gemar sekali makan brokoli yang ada di sup, wortel dan buncis di orak-arik, sayur daun katuk dan oseng-oseng sawi muda. Khawatir juga kalo tiba-tiba ia berubah jadi kambing, hehe.

Selain sayur, Wima juga pemakan segala buah. Asal yang tidak terlalu asam. Mulai dari apel, mangga, salak, jeruk, semangka, anggur hingga durian! Apa saja buah yang disediakan di kulkas, pasti dicamil-camil.

Ternyata membuat anak menyukai sayur dan buah mudah lho. Rumusnya :

Baca entri selengkapnya »

Ditulis dalam Mom and Kiddie. Tag: . 7 Comments »

Meleburkan ego : Tips untuk management trainee

tbtSaat memberikan training untuk para management trainee baru, seringkali saya menemukan dinamika unik yang terjadi pada kelompok mereka.

Terutama keinginan untuk menonjolkan kemampuan dan memaksakan perintahnya. Setiap orang ingin menjadi leader. Nah, inilah yang biasanya menimbulkan konflik saat awal simulasi permainan.

Walhasil, result yang seharusnya dicapai bersama tidak lagi menjadi prioritas. Kalah dengan keinginan untuk memenangkan ego masing-masing.

Hal tersebut terlihat wajar karena salah satu soft competency yang harus dimiliki management trainee adalah memiliki achievement drive dan leadership yang tinggi. Namun ketika tidak dikelola dengan baik, hal tersebut bisa menimbulkan konflik interpersonal yang membahayakan keutuhan tim.

Saat dilakukan share dan pemaknaan bersama, peserta diingatkan bahwa great leader is a great follower too.

Mereka harus mampu meleburkan ego dengan bersedia mendengarkan pendapat orang lain dan berorientasi solusi dalam proses pencapaian tujuan bersama tanpa meninggalkan kelebihan mereka, yaitu memiliki inisiatif dan proaktivitas yang tinggi. Setelah mendapatkan insight, biasanya para peserta lebih kompak pada simulasi berikutnya.

Six Thinking Hats Model-nya de Bono

hatmodel“Confusion is the biggest enemy of good thinking. Simplicity is the key. When thinking is clear and simple, it becomes more enjoyable and more effective.”

Dengan menggunakan ilustrasi topi berwarna, Six Thinking Hats Model ini menjadi sangat ringan untuk dicerna. Diciptakan oleh Edward de Bono (1995), metode ini klop jika digunakan sebagai kerangka kerja untuk perdebatan/diskusi terbuka yang bebas konflik.

Mengapa? Sebagaimana yang sering kita alami, perdebatan/diskusi terbuka seringkali mengarah pada penggunaan emosi dan prasangka sebagai landasan dalam bertindak karena kentalnya budaya argumentatif.

Sehingga dibutuhkan kemampuan untuk switch in our modes of thinking easily dengan put on and take off the hats. Hasilnya, kita bisa mengeksplorasi suatu subjek tanpa harus mengambil posisi yang bersifat kontra. Karena everyone can wear a different hat and switch to another at the same time.

Well, apa saja warna topinya? Here we go…

Baca entri selengkapnya »

Tahun baru : evaluasi dan susun resolusi

arah1Pergantian tahun kali ini saya lalui dengan biasa saja. Evaluasi dengan me-review setiap jejak langkah dalam serakan diari pun tidak saya lakukan. Evaluasi hanya seingatnya saja, padahal saya sangat ajeg mengisi buku coklat kesayangan itu.

Tahun ini saya hanya ingin melanjutkan rencana-rencana tahun kemarin yang tertunda. Berhubung me-rapel goals, berarti speed and power harus digandakan. Doakan saya tetap bersemangat hingga akhir tahun ini ya.

Belajar dari tahun lalu, goals saya tidak tercapai – padahal rencana cemerlang sudah dibuat bahkan di-breakdown dari 5 tahunan ke tahunan kemudian bulanan, mingguan dan harian – dikarenakan turunnya semangat dan komitmen saya untuk meraihnya. Yang berimbas pada kedisiplinan mengeksekusi.

Hal tersebut terjadi karena hadirnya anak kedua yang di luar rencana. Akhirnya saya pun harus melakukan face-off project terutama terhadap perencanaan karir dan keuangan.

Whatever it was, berikut goal yang ingin saya capai untuk setiap peran yang dilakukan: (urutan berdasarkan prioritas)

Baca entri selengkapnya »

Kangen…

18-10-08_1422Rasanya aneh. Tidur sendiri lagi. Biasanya sama anak-anak dan suami. Kangen sama celoteh Wima : “Pengen peluk ibuuu” , gerak-gerik Willa saat tidur, dan pillow talk bareng suami…

*curhat colongan

Ditulis dalam Reflection. Tag: . 6 Comments »

Bekerja dan berkeluarga (harusnya) menyeimbangkan hidup

ibu-bayiThe day has come. Berakhir sudah libur panjang saya. Besok sudah harus mulai bekerja. Kembali lagi pada rutinitas Jum’at malam pulang Sukabumi, Senin dini hari balik Jakarta.

Itulah kenapa dua minggu ini saya tidak pernah online. Pun sewaktu liburan ke Solo selama seminggu. Saya hanya menyediakan diri untuk keluarga. Menikmati setiap detik kebersamaan bersama suami, Wima, Willa, bapak, ibu, adik perempuan dan anak-anaknya.

Saya genggam erat setiap fragmen drama kebersamaan kami untuk dikulum pelan-pelan. Untuk dinikmati lain waktu melalui ruang ingatan.

Saya sangat mencintai keluarga. Bekerja juga memberikan kenikmatan sendiri. Suami paham betul bahwa saya bukan tipe perempuan yang tahan setiap hari di rumah saja. Saya butuh tempat beraktualisasi.

Bekerja dan berkeluarga menyeimbangkan hidup saya. Ketika berkunjung ke blog sesama pekerja, seringkali saya menemukan keluhan betapa perusahaan telah membeli waktu dan hidup mereka.

Bukankah pilihan untuk bekerja pun adalah keputusan sadar kita juga? Jika memang membuat waktu untuk keluarga jadi terpotong, itu adalah konsekuensi logisnya.

Jadi, kenapa tidak menikmati setiap detik peran yang kita jalankan dan memberikan yang terbaik di setiap helaan nafas? (wah, sepertinya akan menjadi quote favorit saya tahun ini)

Meskipun terlambat, saya ingin menyampaikan Selamat Tahun Baru 1430 Hijriah dan 2009 Masehi.

Sudahkah Anda mengevaluasi rapor tahun 2008 kemarin? Dan apa resolusi Anda tahun 2009 ini?