Antara bekerja dan bersenang-senang : menulis dan berbincang

Angkringan HR

Menulis di sela-sela pekerjaan rutin. Di luar job-desc soalnya, hehe...

Di divisi HRGA PT BUMA tempat saya bekerja, ada media sosialisasi project HR dalam bentuk buletin dua mingguan bernama ‘Angkringan HR’. Ide dari Mr. DGM (Deputy General Manager) sendiri yang sepertinya melihat hobi menulis saya. Aseek..

Saat proses pengiriman e-mail edisi ketiga kemarin ke level Managing Director sampai Supervisor, ada beberapa nama yang belum tercantum di sent list e-mail saya. Kemudian beliau menegur via e-mail :

Mr. DGM : “Kok untuk supervisor tidak ada?”

Saya : “Udah kan, Pak? Di e-mail susulan karena supervisor dilampiri PDF edisi 1 sampai 3 sekalian.”

Mr. DGM : “Ok tks, Kabag TC belum.”

[Kabag TC : Training Center Section Head]

Saya : “Inggih, Pak. Sendhika dhawuh..”

[Iya, Pak. Siap menjalankan perintah..]

Mr. DGM : [mulai main wayang]

“Wara Sembodro…

Lha, kowe kok lali… ora ngirimake gaman kang wujud wacan angkringan marang para punggawa-ku TC. Mengko para punggawa aning lapangan bisa2 ora mbiyantu aku ning laga Kurusetra. Lha mengko piye, para prajurit ku bisa pralaya.

Baca entri selengkapnya »

Perhatikan bahasa tubuh Anda

life-style-conversationKenapa tangan terlipat di dada adalah kesalahan besar dalam wawancara kerja? Bagaimana mengidentifikasi pasangan yang berbohong dengan mudah?

Jawabannya adalah : Kenali bahasa non verbal.

Yap, karena mayoritas pikiran dan perasaan terdalam seseorang tercermin dari bahasa tubuhnya daripada apa yang dia katakan secara verbal.

Berikut beberapa contoh perilaku non verbal beserta interpretasinya yang sering saya temui dalam percakapan sehari-hari :

Baca entri selengkapnya »

The Power of being Gaul_part 1

Sudah cukup lama saya melihat karikatur lucu ini. Asyik juga jika di-share di sini, hehe… Dalam konteks yang lebih luas, pasti menguntungkan ya. Jadi ingat quote di beberapa tulisan Anjar duluuu banget : Silaturahmi membawa rezeki. Yuks..

Baca entri selengkapnya »

Call for Papers from Journal of Human Capital (Bakrie School of Management)

posterjhc1Ini forward dari email yang saya terima dari Pak Taufik (Pimred JHC) tadi malam :

Halo Sanggita…

Salam kenal. Saya pengajar di satu kampus di Jakarta. Kebetulan saya mengikuti komentar Anda di blog mas Yodhia Antariksa di posting terakhir. Saya ingin mengundang Anda dan mungkin teman-teman Anda untuk menulis paper di jurnal yang kami kelola. Saya lampirkan call for papersnya. Kalau boleh forward juga ke relasi yang punya kemungkinan untuk berpartisipasi.

Thanks ya sebelumnya dan salam dari Jakarta.

M. Taufiq Amir
Spread your positivism.
Visit my blog
http://taufiqamir.blogspot.com/

See also : http://taufiqamir.blogspot.com/2009/02/peluncuran-journal-of-human-capital.html

Baca entri selengkapnya »

Memahami bahasa asing dengan mudah

millitary-radarKamis (12/3) minggu lalu, saya menumpang kereta api ekspress jurusan Bekasi karena berniat menginap di rumah saudara.

Saat perjalanan, saya memperhatikan dua orang laki-laki dan perempuan yang sedang berbincang dengan bahasa yang sama sekali tidak saya pahami. Kedua orang tersebut sama-sama duduk di bawah, di depan saya. Jika mengamati gayanya, saya menebak itu adalah bahasa Batak.

Wah, saya jadi ingat konsep pacing-leading dalam NLP yang pernah ditulis Teddy Prasetya Yuliawan – pendiri Indonesia NLP Society – yang juga teman seangkatan saya saat kuliah di Psikologi UGM.

Berikut cuplikan dari situs beliau : (dengan minimal-editing supaya lebih ringkas)

Baca entri selengkapnya »

Empat pertimbangan sebelum memutuskan resign

stop-and-thinkMenyambung tulisan Enam Alasan untuk Resign kemarin, berikut empat hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan resign :

1. Pastikan lagi bahwa keputusan Anda bukan karena emosi sesaat. Pertimbangkan matang-matang sehingga tidak menyesal kemudian.

Misalnya Anda tidak puas dengan careerpath dan people-development perusahaan. Cari tahu terlebih dahulu rencana pengembangan perusahaan ke depan.

Bisa jadi, saat ini perusahaan sedang melakukan rencana pengembangan (organization development) yang dibantu konsultan. Jika sistemnya sudah jadi, bukankah seringkali menguntungkan pekerja itu sendiri?

Atau Anda merasa jenuh karena role and responsibility yang tidak variatif dan berada jauh dari peradaban karena dikirim ke pedalaman hutan.

Probing lagi perasaan Anda. Apakah Anda memang merasa bosan ataukah sedang dalam kondisi penyesuaian saja. Share dengan atasan atau rekan kerja yang telah berhasil melalui masa transisi adaptasi. Mulailah lebih proaktif sehingga Anda tetap fun mengerjakan tugas-tugas kantor.

Baca entri selengkapnya »

Enam alasan untuk resign

farewell-partySatu bulan yang lalu, teman saya mengajukan diri untuk resign. Tidak seperti yang saya bayangkan, kami malah mengadakan farewell-party : sebuah acara makan-makan yang sangat menyenangkan. 😀

Saat itu saya berfikir, sebenarnya apa saja sih alasan resign?

Bagaimana mengatasi kesulitan dalam membuat kata-kata paling pas untuk disampaikan pada atasan saat mengajukan pengunduran diri sehingga terdengar cukup bijak dan diplomatis?

Tulisan ini bukanlah provokasi untuk Anda supaya resign dari tempat kerja sekarang. Tulisan ini hanyalah upaya untuk membantu Anda yang bingung membahasakan alasan untuk resign.

Berikut pilihan alasannya :

Baca entri selengkapnya »

Penelitian tentang “catatan-harian-stres” ibu-bekerja

working-mom1

Whew, lama tidak baca jurnal penelitian. Sedang iseng membaca artikel, jurnal, dan buku tentang hubungan kelekatan anak dengan ibu-bekerja. Lha ndilalah kok malah menemukan penelitian ini.

Peringatan : Pembaca yang budiman, hasil penelitian Rosalind C. Barnett* yang saya tulis ini pure merupakan mekanisme pertahanan menghibur diri 😆

Barnett melakukan penelitian terhadap 300 keluarga yang suami dan istrinya bekerja penuh-waktu. Penelitian ini berlangsung 4 tahun dengan disponsori oleh Lembaga Nasional tentang Kesehatan Jiwa.

Dalam “catatan-harian-stres” sehari-hari, ibu-bekerja dilaporkan lebih stres daripada pria, tetapi mereka menanganinya dengan lebih baik**.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan ibu-bekerja mengalami stres karena harus menyeimbangkan kehidupan domestik dan kehidupan profesionalnya.

Namun – menurut penelitian tersebut – kebanyakan ibu-bekerja bagus kesehatannya dan tidak menunjukkan gejala-gejala depresi atau gelisah, sekalipun kebanyakan mengatakan stres.

Kesimpulannya adalah mereka puas tentang hubungannya dengan anaknya. Puas dengan pernikahannya. Dan – ini yang sangat penting – puas dengan dirinya sendiri.

Intinya sih itu saja, hehe. (padahal bacanya beberapa halaman, menyita waktu lagi karena pakai boso Londo… hiks)

Baca entri selengkapnya »

Konsultasi karir : dilema PNS di tempat ‘basah’

*Note : Semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua

Berikut e-mail yang saya terima beberapa hari yang lalu :

angel-devil1Mbak, saya ingin berdiskusi (konsultasi tepatnya) kalo berkenan. Sebut saja nama saya Budi, 30 tahun, menikah,  2 anak.

Saya bekerja sebagai PNS. Lulus S1 dari FE salah satu universitas negeri di Indonesia. Sekarang saya sedang melanjutkan studi Master of Economics di luar negeri (beasiswa).

Masalah terbesar dalam hidup saya adalah pekerjaan saya sekarang yang mengarahkan saya ke hal-hal “yang kurang baik”. Saya takut terhadap dosa dari apa yang saya lakukan tapi saya juga agak menikmati pekerjaan saya.

Sebenarnya kalau saya “kuat” mungkin tidak masalah saya kerja di tempat sekarang. Tapi saya orangnya lemah/tidak kuat iman, sehingga lebih baik menghindari pekerjaan ini dari pada saya maju ke depan tapi saya jadi benar-benar menikmati pekerjaan saya (baca terjerumus).

Alasan saya untuk melanjutkan sekolah juga karena menghindari pekerjaan saya ini. Saya cari-cari beasiswa dari luar, Alhamdulillah dapat.

Yang ingin saya tanyakan : apakah pendapat saya untuk menghindari ini tepat?

Baca entri selengkapnya »

Kiat jitu mengatur waktu-nya Pak Romi Satrio Wahono

ontimeSaya seringkali dibuat takjub dengan orang-orang yang sepertinya banyak sekali yang dilakukan. Padahal sama-sama diberi jatah 24 jam sehari.

Tapi kok ada yang bisa berkarya cemerlang, ada yang yaaa biasa aja gitu, dan malah ada yang kuwalahan mengatur dirinya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Awalnya saya akan menulis tips trik mengatur waktu ala konselor-konselor di koran plus dibumbui referensi-referensi canggih. Ah, akhirnya saya gugurkan saya niat awal tersebut.

Toh kiat ala Pak Romi Satrio Wahono (selanjutnya disingkat RSW saja ya, kepanjangan soalnya)  disini lebih powerful dan inspiring. Saya pikir, pola yang sama juga dilakukan oleh kebanyakan orang hebat lainnya.

Jadi, apa 3 kiat  jitu mengatur waktu ala sang dosen, peneliti, technopreneur, founder komunitas IlmuKomputer.Com dan CEO Brainmatics ini?

Baca entri selengkapnya »